A. Makam Aulia Ta Diyaa Oyibuo
Alamat Lengkap: Jl. Jend. Katamso, Kelurahan Donggala, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo, Gorontalo 96124
Informasi Tambahan:
- Makam Aulia Ta Diyaa Oyibuo terletak di atas bukit Hulonthalangi, dengan pemandangan Kota Gorontalo yang indah.
- Makam ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di Gorontalo, dan banyak dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah.
- Di area makam terdapat sebuah masjid dan beberapa bangunan lainnya, seperti tempat wudhu dan tempat peristirahatan.
- Pengunjung yang datang ke makam ini biasanya berdoa dan memanjatkan permohonan kepada Allah SWT.
- Dipercaya bahwa dengan berziarah ke makam Aulia Ta Diyaa Oyibuo, doa dan permohonan akan lebih mudah dikabulkan.
Tips untuk Berkunjung:
- Berpakaianlah sopan dan menutup aurat.
- Jagalah sikap dan perkataan saat berada di area makam.
- Mintalah izin kepada juru kunci makam sebelum memasuki area makam.
- Jangan membuang sampah sembarangan di area makam.
- Berikanlah sedekah kepada juru kunci makam sebagai tanda terima kasih.
Dari pusat Kota Gorontalo, sekitar tujuh kilometer jarak yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi makam. Saat menyambangi makam, Banthayo.id disambut papan nama yang bertuliskan Makam Raja Ilato Ju Panggola. Makam itu berada di puncak bukit. Banthayo.id harus melewati 100 anak tangga untuk sampai ke masjid, tempat Raja Ilato Ju Panggola dimakamkan. Menurut Ketua Badan Pengelola Lembaga Pariwisata Banthayo Pobo’ide, Rukmini Otaya, Ju Panggola merupakan sebuah julukan dalam bahasa Gorontalo. Ju berarti Ya, sedangkan Panggola berarti Tua. Julukan itu disematkan kepada orang yang lebih tua. Panggilan itu memiliki arti sebagai "Ya orang tua".
Adapun Ilato yang berarti kilat. Julukan itu diberi karena ia diyakini masyarakat memiliki
kesaktian yang mampu menghilang dari pandangan orang lain. Ia juga dapat muncul secara tiba-tiba dalam keadaan genting. "Dirinya dikenal masyarakat sebagai aulia atau wali yang mempunyai sejarah dalam penyebaran Islam di Gorontalo," jelas Rukmini, Sabtu, (27/4). Menurut Rukmimi, Raja Ilato disebut sebagai Ju Panggola karena selalu muncul sebagai sosok orang tua yang berjenggot panjang dan mengenakan jubah putih pada masa itu. "Pada masa penyebaran Islam 1500 M, Raja Ilato sudah menjajaki Negeri Gorontalo. Dan dia dikenal sebagai orang yang berpengaruh pada kerajaan yang ada di Gorontalo," ungkapnya.1. Jasa Raja Ilato Ju Panggola
Menurut Rukmini, Raja Ilato memiliki jasa terhadap perjuangan rakyat Gorontalo pada masa
2. Meyakini Kebenaran Kuburan Ju Panggola
Alamat Lengkap:
Terdapat dua lokasi yang diyakini sebagai Makam Raja Ilato Ju Panggola:
1. Kelurahan Dembe I, Kota Barat, Kota Gorontalo
- Lokasi ini lebih dikenal sebagai Makam Raja Ilato Ju Panggola.
- Terletak di atas bukit dengan ketinggian sekitar 30 meter dari jalan raya.
- Di sekitar makam terdapat Masjid Kubah Raja Ilato Ju Panggola.
- Akses ke lokasi cukup mudah dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
2. Desa Dungingi, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo
- Lokasi ini lebih dikenal sebagai Makam Ju Panggola.
- Terletak di area persawahan dan pepohonan rindang.
- Akses ke lokasi lebih sulit dibandingkan dengan lokasi di Dembe I.
Informasi Tambahan:
- Kedua lokasi makam tersebut ramai dikunjungi peziarah, terutama pada bulan Ramadhan.
- Di kedua lokasi terdapat juru kunci yang dapat membantu pengunjung.
- Pengunjung diimbau untuk berpakaian sopan dan menjaga sikap saat berada di area makam.
C. Makam Aulia Male Ta' Ilayabe
Male Ta' Ilayabe, yang memiliki nama asli Tulutani Male, adalah seorang hulubalang Kerajaan Gorontalo yang terkenal dengan kegagahan dan kesaktiannya. Beliau memiliki peran penting dalam menjaga kedaulatan Kerajaan Gorontalo dari penjajah. Konon, beliau mampu mengendalikan angin dan memiliki ilmu kebatinan yang tinggi. Male Ta' Ilayabe wafat pada tahun 1643 dan dimakamkan di sebuah bukit kecil di Talumolo, Kota Gorontalo. Makamnya kemudian menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Gorontalo yang ingin mendoakan dan memohon berkah dari beliau.
Makam itu terletak puncak bukit yang tingginya sekitar 500 meter dari permukaan laut, di seberang pelabuhan Gorontalo. Tepatnya di Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Menurut warga, makam itu milik seorang aulia --disebut juga wali, orang suci--yang dikenal dengan sebutan 'Ta Ilayabe'. Nama aslinya adalah Male, sehingga di gerbang masuk makam tertulis Aulia Male Ta Ilayabe. Konon, Ta Ilayabe adalah seorang imam besar yang menyebarkan Islam di wilayah Gorontalo. Cerita itu menjadikan makam Ta Ilayabe sebagai destinasi wisata religi. "Karena penasaran dengan makam Ta Ilayabe, saya dan teman-teman datang ke sini," tutur Andi (29) saat berkunjung ke makam tersebut, Sabtu (13/7). Penjaga makam, Ismail Danial (39), saat di temui Banthayo.id, mengatakan orang tuanya sempat berpetuah agar menjaga makam itu laiknya makam raja. Lantaran Ta Ilayabe semasa hidupnya memiliki pengorbanan yang cukup besar untuk mendirikan Kerajaan Gorontalo pada masa itu.
Dari cerita Ismail, kisah Sultan Male, sebutan lain Ta Ilayabe, di Kerajaan Gorontalo berawal dari kedatangannya ke Kerajaan Ternate. Saat itu Ta Ilayabe menjadi hulubalang (prajurit) sakti yang bertugas mengantar upeti dari Gorontalo ke Ternate. Upeti itu dipersembahkan kepada Raja Ternate sebagai syarat agar permohonan Ta Ilayabe bisa dikabulkan. "Dulunya, wilayah Gorontalo masih berada di bawah jajahan Kerajaan Ternate. Ta Ilayabe adalah tokoh yang sering berkunjung ke Ternate," jelas Ismail. Namun, lanjut Ismail, kala itu kedatangan Ta Ilayabe tidak mendapat sambutan baik dari raja. Malah, sang raja hanya mempedulikan tamu dari Belanda yang saat itu juga berkunjung ke kerajaan.
Dengan rasa kecil hati, Ta Ilayabe segera meninggalkan ruangan. Kemudian Ta Ilayabe berdiam diri di salah satu gudang di kerajaan tersebut, guna meredam emosinya. Di tempat itu juga ada satu prajurit raja yang sedang berjaga-jaga. Lantas, Ta Ilayabe meminta kepada prajurit itu untuk mengipasi dirinya. Dengan perintah "Ilayabe" yang artinya 'kipas.' Bantuan prajurit tersebut tak membuat emosi Ta Ilayabe surut. Hingga ia kembali ke ruangan raja sambil menancapkan kakinya ke tanah sebanyak tiga kali di hadapan raja. Tidak lama kemudian air pun keluar. Dalam waktu singkat, air telah menggenangi ruangan sang raja sampai batas lutut mereka. "Sambil Ta Ilayabe berkata tegas.
Akan saya tenggelamkan Kerajaan Ternate jika raja tidak menyetujui permintaan ini. Dalam permintaan itu adalah agar wilayah Gorontalo terlepas dari kekuasaan Raja Tarnate. Dan berdiri sendiri sebagai Kerajaan Gorontalo," jelas Ismail. Dalam kepercayaan masyarakat juga, ungkap Ismail, makam tersebut pernah berpindah tempat tanpa ada yang memindahkan. "Awalnya makam ini berada di lokasi yang saat ini menjadi Pelabuhan Gorontalo. Tetapi, waktu itu banyak orang yang menjadikan makamnya sebagai tempat persinggahan untuk berbuat maksiat. Maka sekarang makam itu berpindah ke atas bukit," kata Ismail. Ismail sendiri ditugaskan untuk menjaga Makam Aulia Male Ta Ilayabe sejak berusia 15 tahun. Dirinya mengakui, banyak masyarakat yang datang untuk berziarah ke makam tersebut. Bukan hanya warga lokal, melainkan pengunjung yang berasal dari pulau Jawa. "Biasanya sehari itu sampai 50 orang bisa datang. Mereka pun cukup melihat makam Ta Ilayabe. Karena menurut mereka makam ini sangat keramat," pungkasnya.Alamat Lengkap: Jalan Talumolo, Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Indonesia.
Fasilitas di Makam:
- Masjid
- Tempat wudhu
- Toilet
- Area parkir
- Kios souvenir
Tips Berkunjung:
- Gunakan pakaian yang sopan dan menutup aurat.
- Jagalah sikap dan perkataan saat berada di area makam.
- Mintalah izin kepada juru kunci makam sebelum memasuki area makam.
- Jangan membuang sampah sembarangan di area makam.
- Berikanlah sedekah kepada juru kunci makam sebagai tanda terima kasih.
Informasi Tambahan:
- Makam Aulia Male Ta' Ilayabe merupakan salah satu situs cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
- Makam ini ramai dikunjungi oleh peziarah, terutama pada bulan Ramadhan.
- Di sekitar makam terdapat beberapa warung makan dan penjual souvenir.
Imam Awal lahir pada 10 November 1948 di Panit, Yogyakarta. Imam Awal merupakan anak dari seorang panglima militer yang sempat bergabung dalam pasukan Jenderal Sudirman yang berjuang pada perang gerilya di Yogyakarta. Tahun 1948, kedua orang tua Imam Awal dipindahtugaskan ke Kota Manado, Sulawesi Utara, untuk bergabung di Bataliyon Worang Manado. “Saat itu Imam Awal berusia 40 hari.
E. Makam Aulia Raja Botutihe
1. Aulia Raja: Ini merujuk pada gelar seseorang yang dihormati dan dianggap wali atau orang suci. Raja bisa diartikan sebagai pemimpin atau tokoh terpandang.
2. Botutihe: Ini kemungkinan adalah nama keluarga atau gelar daerah dari Raja yang dimakamkan disana.
Berdasarkan hal tersebut, Makam Aulia Raja Botutihe kemungkinan besar adalah tempat peristirahatan terakhir dari seorang pemimpin atau tokoh masyarakat yang dihormati di Gorontalo. Ia mungkin diyakini sebagai wali atau orang suci yang menyebarkan agama Islam atau membawa kemajuan pada daerahnya.
Kompleks Makam Raja Botutihe Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo, Gorontalo
Kompleks Makam Raja Botutihe terdiri dari beberapa bangunan, yaitu:
- Makam Raja Botutihe: Makam ini terletak di tengah kompleks dan memiliki bangunan berbentuk kubah berwarna hijau.
- Makam Ratu Nita: Makam ini terletak di sebelah kanan Makam Raja Botutihe dan memiliki bangunan berbentuk persegi panjang.
- Makam Keluarga Kerajaan: Makam ini terletak di sekitar Makam Raja Botutihe dan Ratu Nita dan memiliki bangunan yang lebih kecil.
- Masjid: Masjid ini terletak di dalam kompleks makam dan digunakan untuk salat oleh para pengunjung.
Tradisi dan Ritual:
Kompleks Makam Raja Botutihe merupakan salah satu situs bersejarah dan religi yang paling dihormati di Gorontalo. Setiap tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal, diadakan ritual "Mopolihu" di kompleks makam ini. Ritual ini merupakan tradisi untuk memperingati wafatnya Raja Botutihe dan mendoakan arwah beliau.
Tips untuk Pengunjung:
- Berpakaianlah dengan sopan dan menutup aurat.
- Jagalah sikap dan perkataan saat berada di area makam.
- Mintalah izin kepada juru kunci makam sebelum memasuki area makam.
- Jangan membuang sampah sembarangan di area makam.
- Berikanlah sedekah kepada juru kunci makam sebagai tanda terima kasih.
Asal mula kata Boalemo ini diambil dari Bahasa Bone dengan alasan wilayah ini ditemukan oleh orang-orang Bugis Bone. Sementara dalam bahasa Bugis sendiri, kata Boalemo dibagi dalam dua kata, yakni Boa yang artinya buah dan Lemo berarti Lemon. Setelah daratan pantai yang ditumbuhi pepohonan dan buah jeruk sudah dikenal wilayah Boalemo, maka saat itu pula mulai ramai dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai macam suku bangsa. Meski demikian yang paling dominan adalah Suku Bugis dan Suku Ternate. Seiring dengan waktu bertambahnya para penduduk, maka dibentuklah sebuah kerajaan Boalemo. Ini dapat ditandai lewat peringatan upacara agama seperti lebaran Islam dan upacara serah terima jabatan bupati, camat (Waleya Lo Lipu) yang berpusat di Tilamuta. Demikian halnya dengan kebiasaan penyambutan tamu (Motombulu Lo Lipu) ikut menggelar suksesi adat. Menariknya suksesi adat ini dilaksanakan dengan cara mengantar bupati bersama camat yang baru saja dilantik dan diarak dari rumah kediaman bupati dan camat (Yiladiya) menuju Masjid Jami sambil diselingi musik berupa Tambur (Towahu) atau oleh masyarakat Gorontalo dikenal dengan Hantalo, dihadiri para pemangku adat (Baate) dan prajurit (Apita Lau). Prosesi adat ini konon ikut digelar saat pengangkatan Sultan Hurudji ketika dinobatkan menjadi raja pertama kali di Boalemo pada tahun 1607 M yakni abad ke 16 silam. Selama kepemerintahan Sultan Hurudji ini, wilayah Boalemo semakin maju dan terus mengadakan kerja sama dengan sejumlah wilayah seperti Ternate dan daerah lainnya. Bahkan semasa hidupnya, Sultan Hurudji ini sempat tiga kali menunaikan ibadah haji bersama sang isteri dan membawa anak yang pertama bernama I Djawa dengan menggunakan perahu Jarangga hasil buatan empat bersaudara. Raja Hurudji beserta isterinya, Tawila wafat pada tahun 1686 M yang saat itu bertepatan hari Jumat secara bersamaan dan hanya dibedakan oleh waktu. Keduanya dimakamkan di atas sebuah bukit kecil yang kini nampak megah ini. Makam ini terletak di Desa Modelomo Kecamatan Tilamuta atau tepat berada di tepi jalan ketika hendak menuju Pelabuhan Perikanan. Posisi makam Raja Sultan Hurudji berada di dalam mesjid.
Sebenarnya, makam ini tidak berada dalam masjid jika melihat sejumlah arsip akhir tahun 2006. Artinya, masjid sengaja dibangun di lokasi makam agar nampak bahwa makam tersebut berada dalam masjid dan untuk melindungi makam ini, agar sejarahnya tak akan lapuk oleh zaman. Dan Sejarah kerajaan Boalemo ini dijadikan dasar oleh pemerintah ketika menggagas terbentuknya Kabupaten Boalemo yang pisah dari Kabupaten Gorontalo. Keberadaan makam ini, telah di renovasi pada tahun 1998-1999, yakni pada saat Gorontalo masih tergabung dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara di era pemerintahan Gubernur Sulut E.E. Mangindaan dan Wakil Gubernur Prof. DR. H.H.A. Nusi. Perbaikan makam sultan hurudji kembali dilaksanakan pada tahun 2001, setelah Provinsi Gorontalo resmi berdiri. Saat itu, bantuan renovasi oleh pejabat Gubernur Gorontalo, H. Tursandi Alwi melalui Dinas Perhubungan dan Parpostel Provinsi Gorontalo pada proyek APBD Provinsi Gorontalo tahun anggaran 2001-2002. Merupakan makam sejarah para raja gorontalo.Akses menuju lokasi makam Sultan Hurudji dari Pusat Ibukota Provinsi Gorontalo, dapat di tempuh dalam waktu 2 jam dengan menggunakan kenderaan bermotor, baik yang beroda dua maupun beroda empat. Selain dapat berkunjung ke makam bersejarah ini, pengunjung pun dapat melakukan kunjungan wisata menarik lainnya yang ada di Kabupaten Boalemo
Desa Modelomo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, 96252
Deskripsi Makam:
Makam Aulia Sultan Hurudji terletak di dalam sebuah masjid megah yang bernama Masjid Agung Baiturrahim. Masjid ini dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1974. Kompleks makam Sultan Hurudji dikelilingi oleh pagar tembok dan terdapat sebuah gerbang utama untuk memasuki area makam. Di dalam kompleks makam terdapat dua bangunan utama, yaitu bangunan makam Sultan Hurudji dan bangunan makam istrinya, Ratu Aminah. Bangunan makam Sultan Hurudji berbentuk persegi panjang dengan atap limas dan kubah di atasnya. Makamnya terbuat dari batu dan dihiasi dengan ukiran-ukiran kaligrafi yang indah. Di samping makam Sultan Hurudji terdapat makam istrinya, Ratu Aminah.
Kegiatan Ziarah:
Makam Aulia Sultan Hurudji merupakan salah satu tujuan wisata religi yang populer di Gorontalo. Banyak peziarah yang datang ke makam ini untuk berdoa dan memohon berkah dari Sultan Hurudji. Pada hari-hari besar Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, jumlah peziarah yang datang ke makam ini semakin meningkat. Peziarah biasanya datang untuk memanjatkan doa, membaca ayat suci Al-Quran, dan menaburkan bunga di atas makam.
Tips Ziarah:
- Berpakaianlah dengan sopan dan menutup aurat.
- Jagalah sikap dan perkataan saat berada di area makam.
- Mintalah izin kepada juru kunci makam sebelum memasuki area makam.
- Jangan membuang sampah sembarangan di area makam.
- Berikanlah sedekah kepada juru kunci makam sebagai tanda terima kasih.
G. Makam Aulia Hubulo
Menurut penuturan Habibah Huntoyungo, sesepuh yang tinggal di sekitar makam, tempat peristirahatan Aulia Hubulo dipilih oleh beliau sendiri sebelum wafat. Setelah tiba dari Negeri Aceh, beliau memilih lokasi tersebut sebagai peristirahatan terakhirnya. Sayangnya, detail mengenai kisah hidup dan perjalanan Aulia Hubulo sebelum menjadi Raja Bulango masih belum banyak terdokumentasikan dengan baik. Namun, makam ini tetap menjadi lokasi yang disakralkan dan dihormati masyarakat sekitar.
Namun, menurut Yamin, saat itu orang Belanda bukan menyebut Hubulo melainkan Gobel. "Karena waktu itu Belanda masih agak kesulitan menyebut nama Hubulo, sehingga kemudian mereka memanggilnya dengan nama Gobel. Dan kini Gobel menjadi marga terbesar di masyarakat Gorontalo,” tutup Yamin. Jika di Pulau Jawa kita mengenal para Tokoh Penyebar Agama Islam dengan sebutan Wali Songo maka di Gorontalo dikenal dengan sebutan Aulia. Para Aulia ini juga saligus para Raja yang ada di Gorontalo, hingga saat ini Makam para Aulia tersebut dirawat dan ramai diziarahi oleh masyarakat. Ahad (12/05). Salah satu Makam Aulia yang begitu mashur dikalangan masyarakat Gorontalo higga sampai ke Pulau Jawa yakni Makam Aulia Hubulo atau dikenal dengan sebutan Ti Hubulo. Aulia Hubulo juga merupakan Raja Bulango pada tahun 1752 hingga tahun 1772 dengan gelar Aulia Salihin. Layaknya Makam para Aulia lainnya maka Makam Aulia Hubulo yang terletak di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango ini juga memiliki Sejarah bahkan terbilang unik. Aulia Hubulo tersebut memiliki nama asli Ibrahim Duwawulu dan menjadi Aulia Hubulo sudah sejak ratusan tahun yang lalu. Dan menjadi Tokoh Penyebar Agama Islam pada Abad 17. Menurut Habiba Huntoyungo (94 thn) salah seorang Petua yang sudah berumur 94 tahun dan tinggal di sekitar bawah Bukit Makam Aulia Hubulo yang mengetahui Sejarah dari Makam tersebut kepada Lintas Gorontalo menuturkan, tempat dimakamkannya Aulia Hubulo itu merupakan tempat yang dipilihnya sendiri sebelum wafat setelah setibanya dari Negeri Aceh. “Aulia (Waliyullah) ini sudah dari Aceh dan dalam penjalanan pulangnya Dia menggunakan rakit, sambil mengunyah buah pinang dan akhirnya kulit dari buah pinang tersebut dilemparkannnya ke tengah-tengah air sungai yang airnya dalam dan kemudian berwasiat jika nanti Dirinya meninggal Dia minta dimakamkan ketempat dimana kulit pinang tersebut dilemparkannya,”tutur Habiba Huntoyungo.
Makam Aulia Hubulo terletak di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lokasinya berada di bawah Bukit Makam Aulia Hubulo, sehingga untuk mencapai makam tersebut kemungkinan diperlukan sedikit pendakian.
Informasi Tambahan
- Belum ada informasi detail mengenai arsitektur atau ciri khas khusus dari Makam Aulia Hubulo.
- Seperti makam para Aulia lainnya, Makam Aulia Hubulo diyakini memiliki karomah dan berkah, sehingga sering diziarahi masyarakat untuk berdoa.
Etiket Berkunjung ke Makam Aulia Hubulo
- Jika Anda berencana mengunjungi Makam Aulia Hubulo, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa hal:
- Gunakan pakaian yang sopan dan tertutup.
- Jaga kebersihan dan ketenangan di sekitar area makam.
- Mintalah izin kepada juru kunci atau penjaga makam sebelum memasuki area makam.
- Berdoa dengan khusyuk dan penuh rasa hormat.
Komentar
Posting Komentar